Minggu, 24 Mei 2020

Kucingku Molly

namanya Molly begitu kami sekeluarga memanggilnya ...

3 warna menjadi ciri khasnya, pintar dan pandai menangkap musuhnya yaitu tikus 

Suka dengan daun anting anting kucing dan kumis yg sering dipotong sama papa didit ..

Molly kucing yg cantik ...berbeda dengan kucing kebanyakan ...dia memiliki paras ayu nan menawan hingga tak heran membuat kucing lain menjadi mabuk kepayang...

Sebut saja kucing pria itu mhoceng begitulah papa memanggilnya karena ekornya yg mekar seperti khemoceng ...
Kucing pria ini selalu setia menunggu si molly didepan pintu rumahku ...walaupun mhoceng sendiri pernah di wisuda papa ( istilah perploncoan ala ala kucing disekitar rumah)

Sayang walaupun sudah berkali kali kimpoi si Molly belum juga menghasilkan keturunan ..

Mungkin nanti di firdaus akan ada kesempatan buat molly memenuhi bumi ini ...

Salam khucing oreng



Ketika corona mendunia




Hampir 3 bulan dilalui dengan aktifitas dirumah ...ada banyak kebosanan yg menghampiri di setiap aktifitas yg dijalani dirumah ..

Mencari kesibukan dan hobi baru memang diperlukan selain kegiatan rohani sebagai yg utama ...

Memelihara ikan, membersihan kebun dibelakang adalah hal yg membuat diri kita kembali disegarkan..

Pada dasarnya ALLAH memang menciptakan kita utk melakukan pekerjaan yg menyenangkan seperti itu ..

Saya sangat menantikan di saat seluruh bumi akan dirubah menjadi firdaus




Rabu, 29 Agustus 2018

Suka Dengan Helm




Sejarah Asal Usul Adanya Helm/Helmet di Dunia


Helm (bahasa Belanda: Helm) adalah bentuk perlindungan tubuh yang dikenakan di kepala dan biasanya dibuat dari metal atau bahan keras lainnya seperti kevlar, serat resin, atau plastik.

Helm biasanya digunakan sebagai perlindungan kepala untuk berbagai aktivitas pertempuran (militer), atau aktivitas sipil seperti olahraga, pertambangan, atau berkendara. Helm dapat memberi perlindungan tambahan pada sebagian dari kepala (bergantung pada strukturnya) dari benda jatuh atau berkecepatan tinggi.

Di beberapa negara, helm wajib digunakan bagi pengendara sepeda motor, bahkan ada yang mewajibkannya bagi pengendara sepeda tak bermotor. Di Inggris hanya penganut Sikh yang diperbolehkan tidak memakai helm karena harus memakai turban.

Sejarah Helm/Helmet
Pada zaman ini helm merupakan bagian dari teknologi perang yaitu sebagai pelengkap dari baju zirah/baju besi. Melihat peranannya yang cukup penting untuk melindungi kepala penggunanya dari ancaman senjata-senjata musuh maka helm terus berkembang luas. Helm dianggap sebagai pelindung paling efektif bagi kepala dari tebasan senjata lawan, lesatan anak panah, atau bahkan bidikan peluru berkecepatan rendah (dari senapan awal seperti arquebus). Alhasil hingga zaman romawi klasik, abad pertengahan sampai akhir abad 17, keberadaan helm sebagai perlengkapan pakaian perang ini terus berkembang secara luas, baik di Eropa bahkan sampai ke Jepang.Sayangnya perkembangan senjata api sangatlah cepat. Dengan kemampuan ilmu pengetahuan manusia yang menakjubkan, maka kecepatan peluru pun semakin tinggi. Akibatnya sejak tahun 1670 penggunaan helm mulai menurun karena dianggap tidak efektif lagi untuk melindungi penggunanya. Sampai akhirnya pada abad 18, para infantri tidak ada lagi yang mengenakan helm sama sekali.

Namun ternyata riwayat helm tidak berakhir sampai di situ saja. Meski kecepatan peluru sudah tak terukur lagi, ternyata akhirnya banyak kalangan yang tetap memandang keberadaan helm sebagai pelindung yang efektif. Hal itu berdasarkan pemikiran bahwa semua tergantung dari teknologinya dan kualitas bahan yang digunakan. Akhirnya pada era Napoleon, penggunaan helm kembali dikukuhkan bagi prajurit kavaleri. Nah, pada maraknya penggunaan artileri berat pada perang dunia I, helm telah mampu menunjukkan fungsinya dalam mengurangi korban akibat serpihan bom atau schrapnel. Pembuktian ini menjadikan helm kembali marak digunakan oleh militer sepanjang waktu kemudian. Sejak pecahnya perang dunia kedua hingga sekarang ini pun helm masih diwajibkan sebagai peralatan standar bagi prajurit.

Sejalan dengan berkembangnya waktu dan teknologi manusia, helm terus berevolusi. Dari sisi aktivitas helm tak lagi hanya dibutuhkan untuk perang, tapi juga dikenakan untuk aktivitas-aktivitas sipil seperti olahraga, pertambangan, berkendara atau kegiatan beresiko lainnya. Dari sisi bahan, bentuk, teknologi dan modelnya, helm juga terus berubah.
Sekarang ini helm banyak dibuat dari bahan yang lebih bervariasi selain besi yaitu metal atau bahan keras lainnya seperti kevlar, serat resin, atau bahkan plastik yang kuat.- Kaskus

Rabu, 10 Agustus 2016

Memulai Kembali Hobi Lama

Aku tak pernah melihat gunung menangis Biarpun matahari membakar tubuhnya Aku tak pernah melihat laut tertawa Biarpun kesejukkan bersama tariannya ..

Sepenggal syair lagu dari group Band Payung Teduh sepertinya menggugahku utk membuka beberapa lembaran foto usang yg tak pernah tersentuh dan kotor oleh debu ..

Perjalanan yg melelahkan di medio 90 an oleh ku yg hampir tak pernah ku ceritakan kepada anak dan istri.

Sedih senang lelah dan mengantuk itulah kesan pertama yg aku alami ketika menjejakan kaki di sebuah gunung yg angkuh di jawa barat ..ya Gn Gede Pangrango

Berikut sedikit kutipan ttg gunung gede yg diambil dari wikipedia Indonesia ..
Kawasan Gunung Gede dan Gunung Pangrango sesungguhnya telah dikenal lama dalam dongeng dan legenda tanahSunda. Salah satunya, naskah perjalanan Bujangga Manik dari sekitar abad-13 telah menyebut-nyebut tempat bernamaPuncak dan Bukit Ageung (yakni, Gunung Gede) yang disebutnya sebagai "..hulu wano na Pakuan" (tempat yang tertinggi diPakuan)[1]. Agaknya, pada masa itu telah ada jalan kuno antara Bogor (d/h Pakuan) dengan Cianjur, yang melintasi lereng utara G. Gede di sekitar Cipanas sekarang[2].
Pada masa penjajahan Belanda wilayah yang subur ini kemudian tumbuh menjadi area pertanian, terutama perkebunan. Sedini tahun 1728 teh Jepang telah mulai ditanam, dan pada 1835 perkebunan teh ini telah dikembangkan di Ciawi dan Cikopo. Menyusul pada 1878 dikembangkan teh Assam, yang terlebih sukses lagi, sehingga mengubah lansekap dan perekonomian di seputar lereng Gede-Pangrango.[2]
Kawasan Gede-Pangrango juga dikenal sebagai salah satu tempat favorit dan tertua, bagi penelitian-penelitian tentang alam di Indonesia. Menurut catatan modern, orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak Gede adalah Reinwardt, pendiri dan direktur pertama Kebun Raya Bogor, yang mendaki G. Gede pada April 1819. Ia meneliti dan menulis deskripsi vegetasidi bagian gunung yang lebih tinggi hingga ke puncak. Reinwardt sebetulnya juga menyebutkan, bahwa Horsfield telah mendaki gunung ini lebih dahulu daripadanya; akan tetapi catatan perjalanan Horsfield ini tidak dapat ditemukan.[3]
Dua tahun kemudian, melalui sehelai surat yang dikirimkan dari Buitenzorg (sekarang Bogor) pada awal Agustus 1821, Kuhldan van Hasselt menyebutkan bahwa mereka baru saja menyelesaikan pendakian dan penelitian ke puncak Pangrango. Kedua peneliti muda itu menemukan banyak jejak dan jalur lintasan badak jawa di sana; bahkan mereka menggunakannya untuk memudahkan menembus hutan menuju puncak G. Pangrango. Delapan belas tahun kemudian Junghuhn mendaki ke puncak Pangrango pada bulan Maret 1839, dan juga ke puncak Gede dan wilayah sekitarnya pada bulan-bulan berikutnya, untuk mempelajari topografigeologimeteorologi, serta botani tetumbuhan di daerah ini.[3] Sejak masa itu, tidak lagi terhitung banyaknya peneliti yang telah mengunjungi kawasan ini hingga sekarang, baik yang tinggal lama maupun yang sekadar singgah dalam kunjungan singkat.
Banyaknya peneliti yang berkunjung ke tempat ini tak bisa dilepaskan dari kekayaan dan keindahan alam di Gunung Gede-Pangrango, dan awalnya juga oleh keberadaan Kebun Raya Cibodas; yang semula—ketika dibangun pada 1830 olehTeijsman—sebetulnya dimaksudkan sebagai kebun aklimatisasi bagi tanaman-tanaman yang potensial untuk dikembangkan dalam perkebunan. Kebun, yang kemudian dikembangkan menjadi kebun raya (lk. 1870), ini menyediakan tempat menginap yang cukup baik, sarana penelitian, serta catatan-catatan dan informasi dasar yang terus bertumbuh mengenai keadaan lingkungan dan hutan di sekitarnya. Pada tahun 1889, atas usulan Treub, sebidang hutan pegunungan seluas 240 hektare di atas kebun raya tersebut hingga ke wilayah sekitar Air Panas ditetapkan sebagai cagar alam oleh Pemerintah Hindia Belanda.[4] Inilah cagar alam dan kawasan konservasi ragam hayati yang pertama didirikan di Indonesia[5]. Belakangan, pada 1926, cagar alam ini diperluas hingga mencakup puncak-puncak gunung Gede dan Pangrango, dengan luas total 1.200 ha[4].
Bersama dengan meningkatnya kesadaran mengenai pentingnya lingkungan hidup, pada tahun 1978 Pemerintah Indonesia menetapkan Cagar Alam (CA) Gunung Gede Pangrango seluas 14.000 ha, melingkup kedua puncak gunung beserta tutupan hutan di lereng-lerengnya. Kemudian pada 6 Maret 1980 cagar alam ini digabungkan dengan beberapa suaka alam yang berdekatan dan ditingkatkan statusnya menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango—satu dari lima taman nasionalyang pertama di Indonesia, dengan luas keseluruhan 15.196 ha. Dan akhirnya, melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 174/Kpts-II/2003 tanggal 10 Juni 2003 tentang Penunjukan dan Perubahan Fungsi Kawasan Cagar Alam, Taman Wisata Alam, Hutan Produksi Tetap dan Hutan Produksi terbatas pada Kelompok Hutan Gunung Gede Pangrango, kawasan TN Gunung Gede Pangrango memperoleh tambahan area seluas 7.655,03 ha dari Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, sehingga total luasannya kini menjadi 22.851,03 ha


Nuansa alam yg indah membuat siapapun akan merasa dekat dgn Pencipta ...ini mengingatkanku akan kata kata Indah dari Alkitab

" Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.+ Bahkan ia menaruh waktu yang tidak tertentu dalam hati mereka,+ agar manusia tidak pernah dapat memahami pekerjaan yang dibuat oleh Allah yang benar sejak permulaan sampai akhir. - Peng 3 : 11


Sabtu, 05 September 2015

SENJA  YANG  HILANG

Jika pagi datang
Kemanakah senja yg tadinya gelap menghilang..?
Jika embun pagi datang
Kemanakah senja yg membawanya turun ikut menghadang..?

Senja yang hilang akan selalu datang
Disetiap hari hari yg ada
Hidup bergerak disaat mentari malu utk turun
Senja yg hilang akan digantikan cahaya terang dari sinar yg lainnya...

Rabu, 02 September 2015

Menunggu Emak Kerja Bakti

Namanya adalah Azaria Damar Saputro, lahir di jakarta tahun 2005 banyak hari yg kami lewati bersama dengannya salah satunya adalah menunggu sang Emak pulang dari kantor ..

Hari itu sabtu tapi tahun 2008 hehehehe ....Boss Istri dari salah satu majalah wisata ternama mengundangnya utk kerja bakti di lingkungan kantornya -- maka tak lupa kami mengajak si beruang madu utk ke TKP

Dari Ciledug via Tanah Kusir krn kantor Istri di daerah Praja dalam ( Pondok Indah )  otomatis kami melewati jalur rel kereta api tanah kusir yg padat kami sengaja menunggu sesuatu yg akan lewat di pagi ini ...yaa Kereta Api ..tutt...tuttt..tutt..

Senang bahagia dan murah ...